Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA
Selama ini kita sering mendengar keterangan bahwa setan-setan di bulan Ramadhan itu dibelenggu. Namun timbul pertanyaan, “Mengapa masih ada maksiat dan kejahatan di bulan mulia ini?”.
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari kita simak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini,
[arabic-font]”إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ”[/arabic-font]
“Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan, maka dibelenggulah para setan dan jin-jin jahat”. HR. Tirmidzy dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai sahih oleh Ibn Khuzaimah dan al-Albany.
Teks hadits di atas menunjukkan bahwa yang dibelenggu adalah sebagian setan saja. Tidak semuanya. Sehingga wajar saja, bila tetap ada kejahatan di bulan Ramadhan. Walaupun alhamdulillah tidak sebanyak di luar Ramadhan. Terlebih lagi masih ada pemicu-pemicu kejahatan lainnya. Seperti hawa nafsu dan setan manusia.[1]
Nah, di antara setan manusia yang begitu gencarnya menggoda kaum mukminin adalah para maling puasa! Bila para maling biasa mereka mencuri uang, kendaraan, perhiasan dan semisalnya. Maka para maling puasa ini mereka mencuri sesuatu yang jauh lebih berharga dibanding barang-barang di atas. Yakni mereka mencuri PAHALA puasa. Bila pahala puasa telah ludes, maka yang akan didapat hanyalah lapar dan dahaga. Dalam hadits sahih dijelaskan,
[arabic-font]”رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ”.[/arabic-font]
“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya mendapatkan dari puasanya: rasa lapar dan dahaga”. HR. Imam Ahmad dan dinilai sahih oleh Imam Ibnu Khuzaimah juga Syaikh al-Albani.
Alangkah jahatnya para maling puasa itu! Siapakah mereka? Apa ciri-cirinya? Sehingga kita bisa lebih mewaspadai kedatangannya sekaligus menjauhinya.
Sebenarnya para maling itu banyak. Di antara yang teramat jahat dan korbannya paling banyak adalah sebuah barang kotak persegi empat. Benda itu bernama TELEVISI![2] Ya, sebuah kotak ‘ajaib’ yang kalau dia terjatuh atau sedikit lecet, banyak orang merasa sedih dan sewot. Tapi tanpa disadarinya, ternyata dia telah mencuri pahala puasa kita!
Lihat saja seabreg acara tidak bermutu yang ditayangkan di dalamnya. Sinetron yang menampilkan sesuatu yang berbau kebencian, permusuhan dan keangkuhan. Atau kisah cengeng percintaan. Tayangan-tayangan gosip yang memuat cerita perilaku bebas, perselingkuhan atau pergunjingan konflik keluarga, yang jauh dari nilai-nilai islami. Semua dikemas dalam format acara semenarik mungkin. Supaya rating acara tersebut melonjak naik, lalu lembaran-lembaran duit memenuhi kantong para pemilik stasiun itu. Tanpa peduli kerusakan parah yang ditimbulkannya. La haula wa la quwwata illa billah…
Maka perlu ada KEPUTUSAN BERANI untuk mematikan sarana perusak tersebut. Minimal di bulan suci ini. Syukur selama-lamanya..
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 27 Sya’ban 1437 H / 25 Maret 2016
=============================
[1] Lihat: Tanwîr al-Hawâlik karya as-Suyuthy (I/290).
[2] Maksudnya stasiun-stasiun televisi umum. Bukan yang murni stasiun televisi dakwah, yang hanya menyiarkan pengajian keagamaan atau tilawah al-Qur’an.